KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Asuhan Kebidanan Komunitas
tentang Akseptor KB.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Asuhan Kebidanan Komunitas
tentang Akseptor KB sebagai pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan komunitas.
Dalam penyusunan ini kami banyak di
bantu oleh dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan. Oleh karena itu
saya ingin mengucapkan terima kasih pada:
1.
Ibu Heni
Setyowati, S.SiT selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB.
2.
Ibu Ayu Virahani, S.KM selaku dosen mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB.
3.
Ibu Risma Aliviani, S.SiT selaku
dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas tentang Akseptor KB.
Saya menyadari penulisan makalh ini
belum sempurna,dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa menberikan rahmat
dan hidayahNYA yang tidak kesudahan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, mahasiswa dan institusi.
Ungaran,
28 Februari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan peluasan pelayanan
keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode kontrasepsi yang tersedia tetapi
juga karena metode-metode tentu mungkin tidak dapat diterima.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu didalam paket
pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapat perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana berkualitas,
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan
telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan
dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas
menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi . Maka pelayanan pelayana keluarga berencana harus menjadi
lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat.
Berdasarkan hasil laporan Puskesmas sebamban 01, Sei Loban Kabupaten Tanah
Bumbu tahun 2012 dengan Pasangan Usia Subur (PUS) berjumlah 1859 orang, dan
terdapat jumlah akseptor baru 189 orang, yang terdiri dari peserta KB suntik
progestin (3 bulan) berjumlah 182 orang (33,86%), peserta KB suntik kombinasi
(1 bulan) berjumlah 180 orang (45,87%), peserta KB pil berjumlah 51 orang
(26,89%), peserta KB implant 3 orang (2,63%), peserta KB MOP tidak ada (0%),
peserta KB MOW tidak ada (0%), peserta KB kondom berjumlah 5 orang (2,75%), dan
AKDR tidak ada (0%). Dari semua kunjungan akseptor, KB suntik 3 bulan sangat
banyak dipilih pada 2 bulan terakhir ini.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Melaksanakan
asuhan kebidanan komunitas
tentang Akseptor KB.
2.
Tujuan khusus
a.
Melaksanakan pengkajian pada Akseptor KB.
b.
Neonatus bayi dan balita merupakan
interpretasi data pada Akseptor KB.
c.
Menentukan diagnosa potensial pada Akseptor KB.
d.
Mengantisipasi penanganan segera
pada Akseptor KB.
e.
Merancanakan asuhan pada Akseptor KB.
f.
Melakukan perencanaanasuhan
kebidanan komunitas tentang Akseptor
KB.
g.
Mengevaluasi asuhan kebidanan komunitas tentang Akseptor KB.
C. Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
Dengan
dibuatnya makalah ini selain untuk mmemenuhi tugas asuhan kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan lebih
dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan serta dapat melakukan keterampilan praktik dilapangan.
2. Bagi institusi pendidikan
Bagi
institusi semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah referensi tentang
pengetahuan kebidanan dan institusi dapat mencetak calon-calon bidan yang
profesional dan berpengalaman.
3. Bagi
pembaca
Bagi
pembaca semoga makalh ini bermanfaat untuk menambah ilmu tentang kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Kontrasepsi atau anti kontrasepsi ( Conception Control
) adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat, obat –
obatan. ( RustamMochtar,2002: 225)
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang
bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat / alat atau dengan operasi.(
Arif Mansjoer, 2001 : 348 ).
Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan.Usaha – usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga
bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan
pria vasektomi.( Hanifa Wiknjosastro, 2005 : 534 ).
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu tindakan yang
membantu individu / pasutri untuk mendapatkan objektif. Objektif tertentu untuk
menghindari kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga sesuai dengan kemampuannya serta sesuai
situasi masyarakat dan negara.( WHO, Expert Committee, 2000)
B.
Etiologi
Jakarta, 24
September - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) harus
bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang diperkirakan naik
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab adalah unmet need
ber-KB yang masih tinggi atau sekitar 9 persen . Unmet need ber-KB menjadi
penyebab 75 persen kematian ibu di Indonesia dan juga di dunia.Unmet need atau
tidak terpenuhinya kesempatan ber-KB ini juga sangat mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk. Sementara, kapasitas penduduk dunia sudah mengkhawatirkan
kemampuan daya tampung. “Kita harus bisa mengendalikan penduduk, KB harus
menjadi program pembangunan,” kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN dr Julianto Witjaksono, SpOG dalam Temu Media di Jakarta, Kamis
(19/9/2013).
Angka
drop-out (putus pakai kontrasepsi) kontrasepsi pil KB sebesar 38,3 persen dari
kepesertaan. Untuk suntikan drop-out mencapai 23 persen, IUD 8,9 persen, dan
drop out implant sebesar 2.7 persen. “Drop-out ini disebabkan oleh perilaku masyarakat,
tetapi bisa juga karena kesulitan akses pelayanan KB, atau karena faktor
kemahalan,” kata Julianto.
Menurut
Julianto, perlu langkah strategis agar semua memahami pentingnya ber-KB, antara
lain melalui pendidikan yang terarah, menyediakan tenaga kesehatan terampil,
dan masyarakat juga terdidik untuk mengetahui soal
kontrasepsi yang baik atau tidak, khususnya tahu kontrasepsi yang cocok untuk
dirinya.
Ketika disinggung soal vending machine kondom, Julianto menegaskan tidak akan memasang mesin-mesin penyedia kondom di sembarang tempat. Hal itu terkait dengan Undang Undang Kedokteran dan Undang Undang Kefarmasian. Oleh karena itu, perluasan akses diutamakan pada perluasan jaringan pelayanan KB di fasilitas kesehatan.(Bkbn/Gs)(http://www.menkokesra.go.id)
Ketika disinggung soal vending machine kondom, Julianto menegaskan tidak akan memasang mesin-mesin penyedia kondom di sembarang tempat. Hal itu terkait dengan Undang Undang Kedokteran dan Undang Undang Kefarmasian. Oleh karena itu, perluasan akses diutamakan pada perluasan jaringan pelayanan KB di fasilitas kesehatan.(Bkbn/Gs)(http://www.menkokesra.go.id)
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan
gejala apabila KB tidak cocok:
1.
Pusing
Efek samping ini boleh jadi akan menghilang sendiri setelah mengonsumsi pil KB selama jangka waktu tertentu. Bila tak berhasil juga, cobalah ganti dengan merek yang lain.
Efek samping ini boleh jadi akan menghilang sendiri setelah mengonsumsi pil KB selama jangka waktu tertentu. Bila tak berhasil juga, cobalah ganti dengan merek yang lain.
2.
Mual
Gejala ini juga biasanya akan hilang dalam beberapa bulan. Bila tidak dan Anda menggunakan alat kontrasepsi pil KB, cobalah mengonsumsinya setelah makan. Bila menggunakan susuk, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengganti alat yang lain.
Gejala ini juga biasanya akan hilang dalam beberapa bulan. Bila tidak dan Anda menggunakan alat kontrasepsi pil KB, cobalah mengonsumsinya setelah makan. Bila menggunakan susuk, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengganti alat yang lain.
3.
Pendarahan
Gejala inilah yang bisa membuat perempuan mana saja ketakutan. Apalagi, gejala pendarahan seperti ini sulit diprediksi. Namun, bukan berarti ini tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Pil KB yang dikonsumsi secara teratur dapat membantu meredakan gejala. Biasanya, gejala pendarahan terjadi akibat menggunakan alat KB suntik, pil mini, atau spiral. Konsultasikan dengan dokter Anda jika megalami pendarahan. Anda bisa menambahkan obat anti-peradangan seperti ibuprofen atau sedikit estrogen.
Gejala inilah yang bisa membuat perempuan mana saja ketakutan. Apalagi, gejala pendarahan seperti ini sulit diprediksi. Namun, bukan berarti ini tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Pil KB yang dikonsumsi secara teratur dapat membantu meredakan gejala. Biasanya, gejala pendarahan terjadi akibat menggunakan alat KB suntik, pil mini, atau spiral. Konsultasikan dengan dokter Anda jika megalami pendarahan. Anda bisa menambahkan obat anti-peradangan seperti ibuprofen atau sedikit estrogen.
4.
Libido menurun
Cobalah formulasi yang berbeda jika Anda mengalami efek samping ini. Untuk sebagian perempuan, jika mengganti pil dengan alat kontrasepsi hormonal yang bersifat lebih mengandung testosteron, biasanya libido akan kembali. Jika tidak bisa juga, pakailah metode lain.
Cobalah formulasi yang berbeda jika Anda mengalami efek samping ini. Untuk sebagian perempuan, jika mengganti pil dengan alat kontrasepsi hormonal yang bersifat lebih mengandung testosteron, biasanya libido akan kembali. Jika tidak bisa juga, pakailah metode lain.
5.
Perubahan emosi
Bila ini memang disebabkan oleh alat KB, cobalah untuk mencari alat KB yang tidak mengandung hormon seperti spiral atau kondom. Biasanya para wanita depresi karena mengonsumsi pil. Berganti dengan alat KB hormonal lain biasanya tak akan berpengaruh banyak. Jika ingin tetap menggunakan pil KB, biasanya dokter akan memberikan obat antidepresan.
Bila ini memang disebabkan oleh alat KB, cobalah untuk mencari alat KB yang tidak mengandung hormon seperti spiral atau kondom. Biasanya para wanita depresi karena mengonsumsi pil. Berganti dengan alat KB hormonal lain biasanya tak akan berpengaruh banyak. Jika ingin tetap menggunakan pil KB, biasanya dokter akan memberikan obat antidepresan.
D.
Macam-macam Alat Kontrasepsi
1.
Kondom.
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan dijual bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi kampanye kondom kontroversial yang pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.
2. Obat Pil KB.
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device). Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar produksi air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk jenis alat kontrasepsi yang satu ini.
4. Injeksi (Suntik KB).
Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat pencegah kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid). Dan ini masuk dalam jenis alat kontrasepsi yang juga biasa dipergunakan.
5. Norplant (Susuk).
Norplant sama artinya dengan implant. Susuk atau implant ini adalah merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk waktu 5 tahun. Norplant biasanya dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan dijual bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi kampanye kondom kontroversial yang pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.
2. Obat Pil KB.
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device). Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar produksi air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk jenis alat kontrasepsi yang satu ini.
4. Injeksi (Suntik KB).
Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat pencegah kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid). Dan ini masuk dalam jenis alat kontrasepsi yang juga biasa dipergunakan.
5. Norplant (Susuk).
Norplant sama artinya dengan implant. Susuk atau implant ini adalah merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk waktu 5 tahun. Norplant biasanya dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)
E.
Manfaat Penggunaan Alat Kontrasepsi
Manfaat
menggunakan kontrasepsi atau keluarga berencana adalah:
- Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka:
- Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
- Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
- Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.
- Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.
- Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak. ()
KUISIONER AKSEPTOR KB
PERTANYAAN
|
YA
|
TIDAK
|
1.
Apakah para
akseptor KB di Desa ini telah mengetahui apa itu KB?
|
||
2.
Apakah anda
sering menjelaskan pengertian KB pada calon Akseptor KB di Desa ini?
|
||
3.
Apakah para
Akseptor KB telah mengetahui tujuan asuhan dari pelayanan KB?
|
||
4.
Apakah
sebelum melakukan pelayanan, anda terlebih dahulu mengkaji data calon
akseptor KB?
|
||
5.
Apakah
pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan calon akseptor KB didesa ini
Anda yang menentukan?
|
||
6.
Apakah anda
juga memutuskan pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan oleh calon
akseptor KB?
|
||
7.
Apakah di
desa ini sebagian besar telah mengetahui cara pemakaia alat kontrasepsi?
Seperti kondom.
|
||
8.
Apakah
sebelum penggunaan alat kontasepsi pada calon askseptor KB anda meminta
persetujuan terlebih duhulu?
|
||
9.
Apakah anda
mempersiapkan alat terlebih dahulu sebelum tindakan pemasangan KB?
|
||
10. Apkah anda melakukan tindakan pemasangan KB sesuai
dengan standar pelayanan?
|
||
11. Apakah sering melakukan konseling terhadap akseptor KB?
|
||
12. Apakah anda sering menganjurkan untuk kontrol ulang
terhadap akseptor KB?
|
||
13. Apakah anda menganjurkan untuk pemakaian ulang setelah
batas waktu alat kontrasepsi habis?
|
||
14. Apakah akseptor KB mengetahui alasan pelepasan KB?
|
||
15. Apakah anda menjelaskan terlebih dahulu prosedur
pelepasan KB pada Akseptor KB?
|
||
16. Apakah anda mempersiapkan alat terlebih dahulu sebelum
tindakan pelepasan KB?
|
||
17. Apakah anda melakukan tindakan pelepasan KB sesuai
standar pelayanan?
|
||
18. Apakah di Desa ini para akseptor KB datang tepat waktu
untuk melakukan tindakan KB?
|
||
20. Apakah anda memberikan terapi lanjutan bagi pengguna KB
yang beresiko?
|
||
21. Apakah anda menjelaskan alasan pemberian terapi pada
Akseptor KB?
|
||
22. Apakah budaya didesa ini berpengaruh terhadap akseptor
KB? (agama, adat istiadat)
|
||
23. Apakah didesa ini banyak akseptor KB yang tidak cocok
dengan KB yang sedang digunakan?
|
||
24. Apakahdidesa ini masih banyak wanita subur yang belum
menjadi Akseptor KB?
|
||
25. Apakah anda berupaya untuk meningkatkan akseptor KB
didesa ini?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar