Minggu, 02 Maret 2014

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS TENTANG AKSEPTOR KB




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB sebagai pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan komunitas.
Dalam penyusunan ini kami banyak di bantu oleh dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih pada:
1.        Ibu Heni Setyowati, S.SiT selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB.
2.        Ibu Ayu Virahani, S.KM selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB.
3.        Ibu Risma Aliviani, S.SiT selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas tentang Akseptor KB.
Saya menyadari penulisan makalh ini belum sempurna,dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa menberikan rahmat dan hidayahNYA yang tidak kesudahan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa dan institusi.


Ungaran, 28 Februari 2014


Penulis        








BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan peluasan pelayanan  keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan  kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode kontrasepsi yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tentu mungkin tidak dapat diterima.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu didalam  paket pelayanan  kesehatan  reproduksi esensial perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana berkualitas, diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan  fertilitas menjadi  pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi . Maka  pelayanan pelayana keluarga berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat.
Berdasarkan hasil laporan Puskesmas sebamban 01, Sei Loban Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2012 dengan Pasangan Usia Subur (PUS) berjumlah 1859 orang, dan terdapat jumlah akseptor baru 189 orang, yang terdiri dari peserta KB suntik progestin (3 bulan) berjumlah 182 orang (33,86%), peserta KB suntik kombinasi (1 bulan) berjumlah 180 orang (45,87%), peserta KB pil berjumlah 51 orang (26,89%), peserta KB implant 3 orang (2,63%), peserta KB MOP tidak ada (0%), peserta KB MOW tidak ada (0%), peserta KB kondom berjumlah 5 orang (2,75%), dan AKDR tidak ada (0%). Dari semua kunjungan akseptor, KB suntik 3 bulan sangat banyak dipilih pada 2 bulan terakhir ini.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
           Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas tentang Akseptor KB.
2.      Tujuan khusus
a.   Melaksanakan pengkajian pada Akseptor KB.
b.  Neonatus bayi dan balita merupakan interpretasi data pada Akseptor KB.
c.   Menentukan diagnosa potensial pada Akseptor KB.
d.  Mengantisipasi penanganan segera pada Akseptor KB.
e.   Merancanakan asuhan pada Akseptor KB.
f.   Melakukan perencanaanasuhan kebidanan komunitas tentang Akseptor KB.
g.  Mengevaluasi asuhan kebidanan komunitas tentang Akseptor KB.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
        Dengan dibuatnya makalah ini selain untuk mmemenuhi tugas asuhan kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan serta dapat melakukan keterampilan praktik dilapangan.
2. Bagi institusi pendidikan
        Bagi institusi semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah referensi tentang pengetahuan kebidanan dan institusi dapat mencetak calon-calon bidan yang profesional dan berpengalaman.
3. Bagi pembaca
        Bagi pembaca semoga makalh ini bermanfaat untuk menambah ilmu tentang kebidanan.









BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    Pengertian
Kontrasepsi atau anti kontrasepsi ( Conception Control ) adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat, obat – obatan.   ( RustamMochtar,2002: 225)
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat / alat atau dengan operasi.( Arif Mansjoer, 2001 : 348 ).
Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.Usaha – usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pria vasektomi.( Hanifa Wiknjosastro, 2005 : 534 ).
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu tindakan yang membantu individu / pasutri untuk mendapatkan objektif. Objektif tertentu untuk menghindari kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi masyarakat dan negara.( WHO, Expert Committee, 2000)

B.     Etiologi
Jakarta, 24 September - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) harus bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang diperkirakan naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab adalah unmet need ber-KB yang masih tinggi atau sekitar 9 persen . Unmet need ber-KB menjadi penyebab 75 persen kematian ibu di Indonesia dan juga di dunia.Unmet need atau tidak terpenuhinya kesempatan ber-KB ini juga sangat mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Sementara, kapasitas penduduk dunia sudah mengkhawatirkan kemampuan daya tampung. “Kita harus bisa mengendalikan penduduk, KB harus menjadi program pembangunan,” kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr Julianto Witjaksono, SpOG dalam Temu Media di Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Angka drop-out (putus pakai kontrasepsi) kontrasepsi pil KB sebesar 38,3 persen dari kepesertaan. Untuk suntikan drop-out mencapai 23 persen, IUD 8,9 persen, dan drop out implant sebesar 2.7 persen. “Drop-out ini disebabkan oleh perilaku masyarakat, tetapi bisa juga karena kesulitan akses pelayanan KB, atau karena faktor kemahalan,” kata Julianto.
Menurut Julianto, perlu langkah strategis agar semua memahami pentingnya ber-KB, antara lain melalui pendidikan yang terarah, menyediakan tenaga kesehatan terampil, dan masyarakat  juga terdidik  untuk mengetahui  soal kontrasepsi yang baik atau tidak, khususnya tahu kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.
   
Ketika disinggung soal vending machine kondom, Julianto menegaskan tidak akan memasang mesin-mesin penyedia kondom di sembarang tempat. Hal itu terkait dengan Undang Undang Kedokteran dan Undang Undang Kefarmasian. Oleh karena itu, perluasan akses diutamakan pada perluasan jaringan pelayanan KB di fasilitas kesehatan.(Bkbn/Gs)(
http://www.menkokesra.go.id)

C.    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala apabila KB tidak cocok:
1.         Pusing
Efek samping ini boleh jadi akan menghilang sendiri setelah mengonsumsi pil KB selama jangka waktu tertentu. Bila tak berhasil juga, cobalah ganti dengan merek yang lain.
2.      Mual
Gejala ini juga biasanya akan hilang dalam beberapa bulan. Bila tidak dan Anda menggunakan alat kontrasepsi pil KB, cobalah mengonsumsinya setelah makan. Bila menggunakan susuk, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengganti alat yang lain.
3.      Pendarahan
Gejala inilah yang bisa membuat perempuan mana saja ketakutan. Apalagi, gejala pendarahan seperti ini sulit diprediksi. Namun, bukan berarti ini tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Pil KB yang dikonsumsi secara teratur dapat membantu meredakan gejala. Biasanya, gejala pendarahan terjadi akibat menggunakan alat KB suntik, pil mini, atau spiral. Konsultasikan dengan dokter Anda jika megalami pendarahan. Anda bisa menambahkan obat anti-peradangan seperti ibuprofen atau sedikit estrogen.
4.      Libido menurun
Cobalah formulasi yang berbeda jika Anda mengalami efek samping ini. Untuk sebagian perempuan, jika mengganti pil dengan alat kontrasepsi hormonal yang bersifat lebih mengandung testosteron, biasanya libido akan kembali. Jika tidak bisa juga, pakailah metode lain.
5.      Perubahan emosi
Bila ini memang disebabkan oleh alat KB, cobalah untuk mencari alat KB yang tidak mengandung hormon seperti spiral atau kondom. Biasanya para wanita depresi karena mengonsumsi pil. Berganti dengan alat KB hormonal lain biasanya tak akan berpengaruh banyak. Jika ingin tetap menggunakan pil KB, biasanya dokter akan memberikan obat antidepresan.

D.    Macam-macam Alat Kontrasepsi
1.      Kondom.
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan dijual bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi
kampanye kondom kontroversial yang pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.

2. Obat Pil KB.
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device). Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar
produksi air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk jenis alat kontrasepsi yang satu ini.

4. Injeksi (Suntik KB).
Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat pencegah kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid). Dan ini masuk dalam jenis alat kontrasepsi yang juga biasa dipergunakan.

5. Norplant (Susuk).
Norplant sama artinya dengan implant. Susuk atau implant ini adalah merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk waktu 5 tahun. Norplant biasanya dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)

E.     Manfaat Penggunaan Alat Kontrasepsi
Manfaat menggunakan kontrasepsi atau keluarga berencana adalah:
  1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka  ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka:
    • Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
    • Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
  2. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.
  3. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.
  4. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an,  pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak. ()

KUISIONER  AKSEPTOR KB

PERTANYAAN
YA
TIDAK
1.      Apakah para akseptor KB di Desa ini telah mengetahui apa itu KB?


2.      Apakah anda sering menjelaskan pengertian KB pada calon Akseptor KB di Desa ini?


3.      Apakah para Akseptor KB telah mengetahui tujuan asuhan dari pelayanan KB?


4.      Apakah sebelum melakukan pelayanan, anda terlebih dahulu mengkaji data calon akseptor KB?


5.      Apakah pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan calon akseptor KB didesa ini Anda yang menentukan?


6.      Apakah anda juga memutuskan pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan oleh calon akseptor KB?


7.      Apakah di desa ini sebagian besar telah mengetahui cara pemakaia alat kontrasepsi? Seperti kondom.


8.      Apakah sebelum penggunaan alat kontasepsi pada calon askseptor KB anda meminta persetujuan terlebih duhulu?


9.      Apakah anda mempersiapkan alat terlebih dahulu sebelum tindakan pemasangan KB?


10.  Apkah anda melakukan tindakan pemasangan KB sesuai dengan standar pelayanan?


11.  Apakah sering melakukan konseling terhadap akseptor KB?


12.  Apakah anda sering menganjurkan untuk kontrol ulang terhadap akseptor KB?


13.  Apakah anda menganjurkan untuk pemakaian ulang setelah batas waktu alat kontrasepsi habis?


14.  Apakah akseptor KB mengetahui alasan pelepasan KB?


15.  Apakah anda menjelaskan terlebih dahulu prosedur pelepasan KB pada Akseptor KB?



16.  Apakah anda mempersiapkan alat terlebih dahulu sebelum tindakan pelepasan KB?


17.  Apakah anda melakukan tindakan pelepasan KB sesuai standar pelayanan?


18.  Apakah di Desa ini para akseptor KB datang tepat waktu untuk melakukan tindakan KB?


19.  Apakah anda menjelaskan pada calon Akseptor KB efek samping dari KB yang dipilih?


20.  Apakah anda memberikan terapi lanjutan bagi pengguna KB yang beresiko?


21.  Apakah anda menjelaskan alasan pemberian terapi pada Akseptor KB?


22.  Apakah budaya didesa ini berpengaruh terhadap akseptor KB? (agama, adat istiadat)


23.  Apakah didesa ini banyak akseptor KB yang tidak cocok dengan KB yang sedang digunakan?


24.  Apakahdidesa ini masih banyak wanita subur yang belum menjadi Akseptor KB?


25.  Apakah anda berupaya untuk meningkatkan akseptor KB didesa ini?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar