Minggu, 02 Maret 2014

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI TENTANG PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada Kehamilan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada Kehamilan sebagai pembelajaran mata kuliah Asuhan kebidanan patologi.
Dalam penyusunan ini kami banyak di bantu oleh dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih pada dosen-dosen pembimbing.
Saya menyadari penulisan makalah ini belum sempurna,dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa menberikan rahmat dan hidayahNYA yang tidak kesudahan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa dan institusi.


Ungaran, 26 Februari 2014


Penulis        


















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB 1  PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................................
C. Manfaat...............................................................................................................
BAB II  TINJAUAN TEORI.................................................................................................
BAB III MANAJEMEN VARNEY…..................................................................................
BAB IV  PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................























BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular., dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume darah, hormon dan lain sebagainya).Namun perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit jantung.Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de novo selama kehamilan, namun banyak wanita dengan penyakit jantung yang telah diketahui sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung mengalami kehamilan.
Insiden penyakit jantung pada kehamilan adalah sekitar 1% dan terus meningkat. Perubahan ini mungkin sebagai hasil dari kemajuan penatalaksaan penyakit jantung selama beberapa dekade terakhir, hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah wanita dengan penyakit jantung bawaan mencapai usia dewasa dan mampu melahirkan.
NonBlok-Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) merupakan penyakit jantung yang menjadi penyebab kematian utama di negara maju. World Health Organization (WHO) tahun 2008 memperkirakan sekitar 16,7 juta penduduk seluruh dunia meninggal setiap tahun dan merupakan penyebab 30% dari seluruh kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.
Kasus tertinggi penyakit tidak menular di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 adalah kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari total 1.409.857 kasus yang dilaporkan sebesar 62,43% (880.193 kasus) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2010, yaitu sebesar 61,65% (874.668 kasus) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah).
Penyakit jantung dan pembuluh darah di Kota Semarang dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah penderita penyakit jantung dan pembuluh darah di Kota Semarang sebesar 3672 kasus, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 6736 kasus (Profil Kesehatan Kota Semarang).





B. Tujuan
1.      Tujuan Umum
            Melaksanakan Asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada kehamilan .
2.      Tujuan khusus
a.   Melaksanakan pengkajian pada penyakit Jantung pada kehamilan
b.  Dapat membuat intrepretasi data dengan tepat penyakit Jantung pada kehamilan
c.   Menentukan diagnosa potensial padapenyakit Jantung pada kehamilan
d.  Mengantisipasi penanganan segera pada penyakit Jantung pada kehamilan
e.   Merancanakan asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada kehamilan
f.   Melakukan perencanaan Asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada kehamilan
g.   Mengevaluasi Asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada kehamilan.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
            Dengan dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas Asuhan kebidanan patologi tentang penyakit Jantung pada kehamilan , mahasiswa diharapkan lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan serta dapat melakukan keterampilan praktik dilapangan.
2. Bagi institusi pendidikan
        Bagi institusi semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah referensi tentang pengetahuan kebidanan dan institusi dapat mencetak calon-calon bidan yang profesional dan berpengalaman.
3. Bagi pembaca
        Bagi pembaca semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu tentang kebidanan.













BAB II
TINJAUAN TEORI


A.     PENGERTIAN
Suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan / kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan penfisian ventrikel kiri.
Secara umum, penyakit jantung dapat diklasifikasikan menjadi penyakit jantung sianosis dan penyakit jantung asianosis. Keterlibatan katup jantung yang multipel tidak umum terjadi, termasuk 17 wanita dengan penyakit yang melibatkan 2 katup, sedangkan 2 wanita memiliki  penyakit  jantung yang melibatkan 3 katup jantung.
Studi retrospektif yang membandingkan kasus penyakit jantung dengan populasi  obstetri secara umum selama lebih dari periode 3 tahun. Tingkat induksi kelahiran tidak berbeda.  Penggunaan analgesia epidural yang lebih tinggi pada persalinan memicu bertambahnya tingkat kelahiran dengan alat, walupun tidak ada perbedaan  dengan tingkat persalinan dengan opeasi caesar. Banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah,  pada kelompok dengan penyakit jantung, namun angka mortalitas perinatal tidak berubah.
B.     ETIOLOGI
Tidak ada kasus penyakit jantung sianosis selama periode penelitian ini. Secara mencolok, pada penelitian tentang penyakit jantung sianosis (tidak termasuk  Eisenmenger’s complex) ditemukan bahwa komplikasi kardiovaskular pada kehamilan muncul pada 32% pasien dengan 1 kematian, dan hanya 43% dari kehamilan yang dapat lahir hidup.Penyakit jantung juga bisa dikategorikan menurut risiko kematian, yang tergantung dari lesi jantung yang mendasari dan klasifikasi fungsional dari New York Heart Association (NYHA). Kategori berdasarkan resiko akan memandu kepada evaluasi lebih lanjut yang  lebih komprehensif dan penatalaksanaan yang optimal dari tiap kasus.
Selama kehamilan volume plasma  mulai meningkat sejak dini mulai minggu keenam dan mendekati 150 % dari status normal  pada saat melahirkan. Kenaikan ini terjadi secara cepat pada kehamilan dini sampai trimester kedua dan menetap pada trimester ketiga sampai melahirkan.Pertukaran kompleks dari sistem renin angiotensin aldosteron, hormon reproduksi, prostaglandin, dan faktor natriuretik atrium memberi peranan pada perubahan volume ini.Bertambahnya volume darah ini meningkatkan volume distribusi obat. Penyesuaian dosis obat harus dipertimbangkan, dengan hasil meningkatnya klirens obat pada ginjal (laju filtrasi glomerulus  meningkat hingga 150%) dan meningkatnya metabolisme obat di hepar.
Penelitian secara longitudinal menunjukkan  peningkatan cardiac output  mendekati 1.3 sampai 1.5 l selama kehamilan. Cardiac output meningkat pada usia kehamilan 5 minggu dan meningkat sampai 45 % diatas garis batas pada gestasi 24 minggu. Hal ini dicapai dengan meningkatnya heart rate ( 29% ) dan stroke volume ( 18% ) penelitian Pulsed Doppler juga telah mengkonfirmasi perubahan ini. Pada kehamilan kembar peningkatan ini lebih tinggi.
Perubahan hemodinamik yang paling dalam muncul selama proses melahirkan, terutama akibat konstriksi uterus, rasa sakit, dan kecemasan. Autotransfusi transien muncul dengan kontraksi uterus dan sekitar 500 mL darah memasuki sirkulasi sentral, meningkatkan stroke volume dan cardiac output. Terdapat penambahan 12% demand pada kala 1 persalinan dengan peningkatan cardiac output 34% pada kala akhir. Segera setelah kelahiran terdapat peningkatan yang nyata pada intravaskular yang berhubungan dengan terlepasnya kompresi vena kava inferior secara tiba-tiba, yang menyebabkan peningkatan cardiac output yang lebih tinggi.
C.     PATOFISIOLOGIS


Terjadi hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri, dan depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat inhibisi cairan dari ekstravaskular ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantungakan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Mudah lelah, napas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepatomegali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejaia gagal jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis.

Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil, yaitu:
o Antara minggu ke-12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke-28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum.
o Pada saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulasi sistemik sebesar 15-20 % dan ketika meneran pada partus kala II, saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung.
o Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik.
o Empat sampai lima hari setelah persalinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dari trombus iliofemoral

Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronki yang menetap di dasar paru dan tidak hilang setelah menarik napas dalam 2-3 kali.

Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten pada ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II, ejectionclick late systolic click, opening snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolik, dan kardiomegali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.

Sebaikknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung. Secara garis besar penatalaksanaan mencakup menguragi beban kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan diuretik, meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, menurunkan afterload dengan vasodilator.
E.     DIAGNOSA
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosis ditegakkan bila ada satu dari kriteria:
1. Bising diastolik presistolik atau bising jantung terus-menerus.
2. Pembesaran jantung yang jelas.
3.Bising sistolik yang nyaring, terutama bila disertai thrill
4. Aritmia berat. 
Berdasarkan gejalanya dan sebagai penilaian fungsi jantung pasien hamil dengan penyakit jantung digolongkan dalam klasifikasi New York Heart Association yang digunakan dalam penatalaksanaan. Bila terdapat gejala dekompensasi jantung, pasien harus digolongkan satu kelas lebih tinggi dan segera dirawat.





F.      PENATALAKSANAAN 
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu:
Kelas I. Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
Kelas II. Umumnya tidak perlu pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktivitas yang berlebihan terutama kehamilan 28-32 minggu. Pasien dirawat bila terdapat perburukan.

Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup, 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, diet rendah garam, tinggi protein, membatasi masuknya cairan (75 ml/jam), dan membatasi kegiatan. Lakukan pemeriksaan antenatal 2 minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di rumah sakit sejak 1 minggu sebelum waktu kelahiran. Lakukan persalinan pervaginam kecuali terdapat kontraindikasi obstetri. Metoda anestesi terpilih adalah epidural.

Kala persalinan biasanya tidak berbahaya. Lakukan pengawasan dengan ketat. Pengawasan pada kala I setiap 10- 15 menit dan kala II tiap 10 menit. Bila terjadi takikardi, takipnea, dan sesak napas (ancaman gagal jantung), berikan digitalis berupa suntikan sedilanid intravena dengan dosis awal 0,8 mg. Dapat diulang 1-2 kali dengan selang 1-2 jam. Selain itu dapat diberikan oksigen, morfin (10- 15 mg), dan diuretik.

Pada kala II anak dapat dilahirkan spontan bila tidak ada gagal jantung dan ibu sedapatnya dilarang meneran. Bila telah berlangsung 20 menit dan ibu tidak dapat dilarang meneran, akhiri dengan ekstraksi cunam atau vakum dengan segera.
Tidak boleh dipakai ergometrin karena kontraksi uterus yang bersifat tonik akan menyebabkan pengembalian darah ke sirkulasi sistemik dalam jumlah besar.
Rawat pasien sampai hari ke-14, lakukan mobilisasi bertahap dan pencegahan infeksi. Dapat dianjurkan sterilisasi atau metode kontrasepsi lainnya bagi pasien setelah keadaan stabil. Bila secara fisik memungkinkan, pasien dapat menyusui.
Kelas III. Dirawat di rumah sakit selama hamil, terutama pada usia kehamilan 28 minggu. Dapat diberikan diuretik.
Kelas IV. Harus dirawat di rumah sakit.
Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena risiko terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan di bawah 12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan, pasien harus terus berbaring selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung, mutlak harus dirawat dan berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan diuretik biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang.

Pemberian oksitosin cukup aman. Umumnya persalinan pervaginam lebih aman, namun kala II harus diakhiri dengan cunam setelah syarat-syaratnya terpenuhi atau vakum. Setelah kala III selesai, awasi dengan ketat untuk menilai terjadinya dekompensasi jantung atau edema paru. Laktasi dilarang bagi pasien kelas III dan IV.

Operasi pada jantung untuk memperbaiki fungsi sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Pada wanita hamil saat yang paling baik adalah trimester II, namun berbahaya bagi bayinya karena setelah operasi harus diberikan obat anti pembekuan terus-menerus dan akan menyebabkan bahaya perdarahan pada persalinannya. Obat terpilih adalah heparin secara subkutan.

Hati-hati memberikan obat tokolitik pada pasien dengan penyakit jantung karena dapat menyebabkan edema paru atau iskemia miokard, terutama pada kasus stenosis aorta atau mitral.






















BAB III
MANAGEMEN VARNEY


1.      Pengkajian
A.    Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari hasil wawancara (anamnesa) langsung kepada klien dan keluarga dan tenaga kesehatan lain. Data subyektif ini mencakup semua keluhan-keluhan dari klien terhadap masalah kesehatan yang lain.Dalam hal ini anamnesa terhadap klien tentang masalah kesehatan yang dialami, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.                     Biodata
Biodata berisi tentang identitas klien beserta suami yang meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, suku bangsa, alamat dan status perkawinan yaitu kawin ke, umur kawin, lama kawin. Dari biodata yang dikaji diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan sosial ekonomi dan pendidikan klien, keluarga yang mempengaruhi kondisi klien.
2.                     Keluhan utama
Ditanya apa yang dirasakan klien sehingga klien datang ke klinik / petugas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Misalnya jantung terasa sering berdebar-debar, nyeri di dada.
3.                     Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah apakah saat ini klien menderita suatu penyakit, kapan dan apakah sudah diperiksakan ke petugas kesehatan, bila sudah kapan, mendapat obat apa belum, dan bagaimana hasilnya. (Ibu mengatakan mempuyai penyakit jantung).
4.                     Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit keturunan selain itu juga apakah klien pernah operasi sebelumnya, kapan, dimana dan apa indikasinya.( Ibu mengatakan dahulu tidak mempunyai penyakit jantung).
5.                     Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan apakah di keluarga klien dan suaminya ada yang menderita penyakit menurun dan menular, bila ada siapa. Juga tanyakan apakah dari keluarga klien dan suaminya ada yang mempunyai keturunan kembar.(Ibu mengatakan keluarga ada yang menderita penyakit jantung, (ayah))

6.                     Riwayat Kebidanan / Obstetri
a.       Riwayat Haid
Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haid, berapa lama haid, berapa banyak, bagaimana warnanya, bagaimana konsistensinya (cair, bergumpal), bagaimana baunya, apakah merasakan nyeri atau tidak,  bila ya kapan, apakah sebelum, selama atau sesudah haid atau diluar haid, apakah terdapat flour albus atau tidak, banyak atau tidak, bagaimana konsistensinya, bagaimana warnanya, berbau atau tidak,  gatal atau tidak.
b.      Riwayat Kehamilan sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah saat ini klien hamil ke berapa, berapa usia kehamilannya, sudah pernah memeriksakan kehamilan apa belum, bagaimana hasilnya, apakah pernah terjadi perdarahan, bagaimana konsistensinya, berupa cairan (bercak) bergumpal ataukah berupa jaringan, (gelembung-gelembung, jika ya kapan, seberapa banyak, apakah pernah dilakukan pemeriksaan EKG atau tidak, jika ya apakah sudah ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan tindakan atau belum, jika sudah kapan dan bagaimana hasilnya.
c.       Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu
ü  Untuk riwayat kehamilan  ditanyakan hamil dari pernikahan ke berapa, berapa umur kehamilannya, pernah keguguran atau tidak, dan apakah ada penyulit kehamilan  atau tidak.
ü  Untuk riwayat persalinan ditanyakan jenis persalinannya, bagaimana normal, operasi dengan alat, siapa yang menolongnya,  dimana tempat persalinannya dan apakah ada penyulit persalinan atau tidak, juga ditanyakan BB janin, jenis kelamin, panjang badan, bila hidup umur berapa, bila anak mati kapan dan apa sebabnya.
ü  Untuk riwayat nifas ditanyakan apakah nifasnya berjalan normal ataukah ada kelainan atau tidak.
7.                     Riwayat KB
Ditanyakan apakah klien pernah ikut KB, metode apa yang digunakan, kapan, berapa lama pemakaiannya, rencana KB apa yang akan digunakan pada masa mendatang, bila mengganti metode KB apa alasannya.



8.                     Pola kebiasaan sehari-hari
a)      Nutrisi
Hal yang perlu ditanyakan, bagaimana nafsu makannya, berapa kali makannya dalam sehari, bagaimana komposisinya, berapa banyak jumlah minumnya, apa saja jenisnya, tanyakan pola, baik sebelum maupun selama hamil.
b)      Pola aktivitas
Hal yang perlu ditanyakan apakah kegiatan sehari-hari yang dilakukan klien baik sebelum maupun selama hamil, jika klien bekerja jam berapa sampai jam berapa dan dimana.
c)      Pola istirahat tidur
Hal yang perlu ditanyakan bagaimana pola tidurnya, berapa lama, kapan waktu tidurnya, apakah ada gangguan tidur atau tidak.
d)      Pola eliminasi
Hal yang perlu ditanyakan, berapa kali klien BAK dan BAB, bagaimana konsistensinya, bagaimana warnanya, ada keluhan atau tidak, tanyakan pola sebelum dan selama hamil.
e)      Pola personal hygiene
Hal yang perlu ditanyakan, berapa kali klien mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian luar dan dalam setiap hari.
f)        Pola seksualitas
Hal yang perlu ditanyakan adalah sebatas frekuensi hubungan seksual baik sebelum maupun selama hamil.

9.                     Keadaan Psikososial
Yang perlu ditanyakan adalah apakah kehamilan klien tersebut direncanakan, diharapkan atau tidak, bagaimana hubungan suami, keluarga serta tetangga sekitar
A.                                                                                                                            Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang terdiri dari :
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Keadaan Umum
Bagaimana kesadarannya, postur tubuh, cara berjalan, tinggi badan, berat badan sebelum hamil, saat hamil dan berapa ukuran LILA untuk mengetahui status gizi klien.
b.      Tanda-tanda Vital
·        Tekanan darah                :   100/70 – < 140/90 mmHg
·        Nadi                               :   76 – 92 x/mnt
·        Pernafasan                      :   16 – 42 x/mnt
·        Suhu                               :   36,5 – 37,5 o C
2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi yaitu proses observasi atau pemeriksaan pandang yang menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
·        Kepala        :     bentuk kepala, warna rambut, ada lesi atau tidak.
·        Muka          :     pucat atau tidak, oedem atau tidak, terdapat cloasma gravidarum atau tidak.
·        Hidung       :     lubang hidung simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pernafasan cuping hidung atau tidak.
·        Mulut         :     Mukosa bibir kering atau tidak, pucat atau tidak, ada stomatitis atau tidak, ada carries atau tidak.
·        Leher          :     ada lesi atau tidak, ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, ada pembesaran vena jugularis apa tidak.
·        Dada          :     ada kelainan bentuk  tulang dada apa tidak, ada lesi atau tidak, ada retraksi intercosta saat bernafas atau tidak, payudara membesar atau tidak, ada hyperpigmentasi areola mammae atau tidak, payudara menonjol atau tidak.
·        Perut           :     pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan atau tidak,  ada linea nigra atau tidak, ada striae albican atau striae lividae atau tidak, ada bekas operasi atau tidak.
·        Genetalia    :     bagaimana kebersihan vulva, warnanya, ada pengeluaran pervaginam atau tidak, ada pembengkakan kelenjar bartholini atau tidak, ada oedem atau tidak, ada condiloma atau tidak, ada pengeluaran jaringan mola atau tidak.
·        Anus           :     ada haemoroid atau tidak, ada lesi atau tidak.
·        Ekstremitas
      atas            :     simetris atau tidak, oedem atau tidak, ada gangguan pergerakan atau tidak.
      Bawah       :     simetris atau tidak, oedem atau tidak, ada varises atau tidak.
b.      Palpasi yaitu periksa raba dan sentuhan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.
·        Leher          :     ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
·        Dada          :     ada nyeri tekan pada dada, bagaimana konsistensi kulit payudara, apakah colostrum sudah keluar atau belum.
·        Axilla         :     ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak, ada benjolan atau  tidak.
c.       Auskultasi yaitu pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran.
·        Dada          :     terdengar bunyi wheezing dan ronchi, bunyi jantug gallop (lup, dup, dup/ lup, lup, dup)
·        Abdomen   :     terdengar DJJ atau tidak, dan peristaltik usus atau tidak.

3.        Pemeriksaan Penunjang
Merupakan data yang diperlukan untuk menunjang diagnosa berupa pemeriksaan EKG atau RJP.
B.     Interprestasi Data
Berdasar kan kasus ini,maka kemungkinan  interprestasi data yang timbul adalah :
Diagnosa kebidanan
            Ny. .... G..P....... UK ....denganpenyakit jantung
C.    Diagnosa Potensial
Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul adalah:
a)      Meninggal mendadak

D.    Antisipasi Penanganan Segera
Merupakan langkah yang menggambarkan sifat berkesinambungan dari proses penatalaksanaan, bukan hanya selama asuhan primer periodik / kunjungan prenatal saja tetapi juga pada saat bidan berada bersama klien. Dan baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi.Beberapa data mengidentifikasi adanya situasi gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk keselamatan jiwa ibu dan anak. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi, kolaborasi atau bersifat rujukan kepada dokter atau tim kesehatan lain. Pada kehamilan dengan penyakit Jantung ditemukan adanya identifikasi kebutuhan segera, yaitu :

ü  Informed consent
ü  Kolaborasi dengan tim medis
ü  Persiapan alat RJP atau EKG
ü  Observasi KU dan TTV

E.     Merencanakan asuhan yang menyeluruh.
Perencanaan tindakan yang mungkin di lakukan antara lain :
  1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
Rasional   :  Dengan hubungan yang harmonis antara pasien, keluarga dan tenaga kesehatan diharapkan pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam pelaksanaan tindakan.
  1. Lakukan informed consent
Rasional   :  Informed consent penting dilakukan sebelum melakukan tindakan karena dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pertanggung jawaban bila terjadi gugatan.
  1. Anjurkan pasien untuk mengatur pola nutrisi
Rasional   :  Adaptasi dalam pemberian nutrisi yang baik bagi penyakit jantung.
  1. Anjurkan pasien istirahat
Rasional   :  Istirahat yang cukup mengoptimalkan keadaan umum pasien.
  1. Lakukan persiapan alat EKG dan RPJ
Rasional   :  Dengan persiapan yang baik, dapat membantu pelaksanaan RPJ dan EKG dan pengobatan.
  1. Kolaborasi dengan tim medis dalam pelaksanaan  dan pengobatan
Rasional   :  Dengan kolaborasi dapat dilakukan tindakan yang tepat dan pengobatan yang optimal
  1. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.









BAB IV
PENUTUP


A.     Kesimpulan
Suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan / kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan penfisian ventrikel kiri.
Selama kehamilan volume plasma  mulai meningkat sejak dini mulai minggu keenam dan mendekati 150 % dari status normal  pada saat melahirkan.Terjadi hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri, dan depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat inhibisi cairan dari ekstravaskular ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantungakan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.

B.     Saran
1.      Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu lebih meningkatkan pengetahuannya dalam memahami Alat kontasepsi metode Suhu basal dan menggali ilmu-ilmu yang didapat dan mempratekkan ilmu tersebut sesuai prosedur yang ada.
2.      Bagi Institusi pendidikan
Mampu dijadikan referensi.
3.      Bagi Pembaca
Pembaca mampu menguasai tentang materi atau pengetahuan tentang Alat kontrasepsi metode suhu basal.






DAFTAR PUSTAKA

Yuliani. Lia, dkk.Asuhan Kebidanan  IV (patologi kebidanan).Trans info media: Jakarta.

Fatmawati,dkk.Asuhan Kebidanan patologi.Bina Pustaka: Yogyakarta.


http://www.scribd.com/doc/24005667/Askep-Pada-Ibu-Hamil-Dengan-Penyakit-Jantung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar